SINOPSIS BUKU CERITA KEPAHLAWANANAN
INDONESIA
Judul buku
Kapitan Pattimura
Pengarang
Io. Nanulaita
Oleh
Indra Kurniawan Bhakti Saputra
Penerbit
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN JAKRTA 1986
PENDAHULUAN
\ Kapitan Pattimura atau yang bernama
asli Thomas Mattulesy. Beliau dilahirkan ibunya yang bernama Transina Silahoi dan ayahnya yang bernama
Frans Mattulesia, pada hari Minggu, 8 Juini 1783. Datuk keluarga
Matulesia berpindah – pindah dan yang di Haria menurunkan ayah dari Thomas.
Ibunya berasal dari siri sori soani.
Thomas Mattulesy pernah bersekolah
di sekolah rakyat yang diajar oleh guru yang merangkap sebagai guru agama
Nasrani. Beliau pernah mengalami
perrgantian kekuasaan .Pada tahun
1789 wilayah Maluku yang di kuasai Belanda berganti di kuasai Inggris. Saat
pemerintahan Inggris beliau juga pernah mengikuti pendidikan dinas militer
inggris dan terakhir berpangkat sersan.
Tahun 1816 Belanda kembali berkuasa.
Rakyat Maluku dipaksa untuk kerja rodi, penyerahan hasil pertanian dan tekanan
yang lain, yang membuat rakyat tersiksa. Agar rakyat terbebas dari tekanan,
rakyat sepakat melakukan perlawanan. Thomas Mattulesy dipilih rakyat untuk
menjadi pemimpin dan dinobatkan dengan gelar Kapitan Pattimura. Pada tanggal 15
Mei pertempuran luar biasa terjadi dimana semua orang belanda di bunuh kecuali
anak Van den berg yang diselamatkan Thomas Mattulesy yang dipelihara dan
dikembalikan kebeland saat besar. Pada tanggal 16 mei 1817 rakyat saparua
dibawah kepemimpinan Thomas Mattulesy berhasil merebut benteng Duurstede selama
3 bulan.
Pattimura pada akhirnya terpukul
dari siri sori. Beliau ditangkap belanda bersama pasukannya dan di bawa ke
Ambon, beberapa kali dubujuk untuk bekerjasama namun selalu diolaknya. Akhirnya
beliau diadili di pengadilan kolonial belanda dan dijatuhi hukuman gantung pada
tanggal 16 Desember 1817 di depan benteng victoria. Beliau gugur sebagai
pahlawan nasional yang selalu menjaga kehormatan diri, bangsa dan negaranya.
ISI
Tanggal 18 maret1817, Thomas telah menggerakkan
kesatuannya ke berbagai tempat. Daerah pelabuhan dan pantai pendaratan di dekat
Benteng Victoria dijaga keras. hari sebelumnya pimpinannya telah mengumpulkan
komandan komadan pasukan dan menerangkan kepada mereka situasi yang timbul
karena Traktat London. Dalam beberapa hari lagi akan tiba suatu eskander
Belanda membawa gubernur Belanda dan pengiringnya dan disertai
pasukan tentara. Jadi pasukan Thomas harus bersiap siap untuk bertugas bila
eksander itu telah kelihatan di Tanjung Alang. Akhirnya kapal datang sebanyak
tujuh buah, terdiri atas kapal perang dan kapal pengangkut memasuki Teluk
Ambon. Rakyat di pesisir teluk menyaksikan eksander itu dengan diam dan cemas. Thomas
dan beberapa temannya memperhatikan situasi.
Pada tanggal 25 Maret, tanggal serah
terima kekuasaan. Rakyat Ambon menyaksikan penurunan bendera Inggris dan
penaikan bendera Belanda. Tanda buruk menerima Belanda di siang hari, yaitu
ketika tri warna diturunkan setengah tiang karena tersiar kabar bahwa kapten
laut PM Dietz, meninggal dunia ketika mendekati Tanjung Alang. Jenazahnya
diturunkan dengan sekoci dan didayungkan kembali ke kota Ambon.
Pada tanggal 15 Mei 1817 Benteng
Duurstede diserang. Malam itu terjadi ketegangan yang besar dalam benteng. Demikian
pula di luar benteng suasana sangat sibuk dan tegang. Subuh tanggal 16 mei,
pasukan rakyat telah siap sediauntuk menyerang benteng. Tetapi mereka tidak
memiliki pemimpin.
Pada peristiwa itu tidak ada seorang kapitan yang berani
mengambil pimpinan. Wakil rakyat dan para kapitan bermusyawaraah pada pagi itu
untuk memilih pemimpin mereka. Ada beberapa orang berseru bahwa Thomas
Mattulesy adalah pemimpin yang telah terpilih. Saat itulah Thomas Mattulesy
diangkat menjadi kapitan dan panglima perang tentara rakyat untuk memimpin
rakyat dalam perang kemerdekaan yang akan dilakukan pada pagi itu. Kemudian empat
orang berangkat ke Haria untuk memberitahu Thomas tentang keputusan itu. Saat
Thomas datang para pasukan menyambutnya dengan senang pada pagi hari itu dan
mengejutkan penghuni benteng.
Sementara itu Van Den Berg mengawasi gerakan rakyat
dari benteng. Tiba - tiba bendera putih dinaikan dari dalam benteng. Setelah
semuanya sudah siap, Putusan dijatuhkan, komando diberikan. Semua pasukan menyerbu benteng dan pasukan belanda
menyambutnya dengan tembakan. Sampai dua kali datang serangan dipukul mundur
dan ketiga kali datang lagi serangan. Pasukan menaiki benteng. Van den berg muncul di atas
benteng, melmbai lambaikan sepotong kain putih untuk menyelamatkan benteng,
tiba tiba ada peluru yang menembus pahanya, kemudian ia diseret ke sebuah tiang
dan ia di tembak. Saat itu semua orang belanda terbunuh kecuali anak Van den
berg yang masih kecil diselamatkan oleh Thomas Mattulesy yang dipelihara sampai
besar yang kemudian dipulangkan ke Belanda dan diberi nama Van Den Berg Van
Saparua. Ini menunjukan bahwa Thomas
Mattulesy memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi.
Saat serangan terhadap Benteng
Duurstede di Saparua, di Nusa laut pergerakan dipimpin oleh Christina Martha
Tiahohu dan Paulus Tiahohu bapaknya menyerang dan menduduki Benteng Selandia di
Nalahia Nusalaut . Kedua serangan yang dilakukan terhadap Belanda di Benteng
Duurstede dan Benteng Selandia mengejutkan pemerintah Belanda di Ambon.
Untuk menumpas gerakan di Saparua
dan di Nusalaut , maka Gubernur Van Midelcop di Ambon menugaskan Ekspedisi
pertama dibawah pimpinan kapten becees berangkat ke saparua untuk menumpaas
gerakkan Thoms Matulesy dan kawan kawannya. Ketika pasukan kapten Becees akan
mendarat di pantai Waisisil ,armadanya dihancurkan oleh pasukan Thomas
Mattulesy pada tanggal 20 mei 1817.
Gagalnya Kapten Becees dengan pasukannya, gubernur
van midelcop membuat ekspedisi kedua dibawah pimpinan kolonel van de groot.
Ketika Kolonel Van De Groot bersama pasukannya tiba di Saparua, setiap tempat
yang didatanginya di hancurkan sehingga ruang gerak pasukan Thomas Mattulesy dan
kawannya dipersempit, yang pada akhirnya mereka tertangkap dan ditawan.
Pergerakan dari Cristia martha tiahohu dan paulus
tiahohu, yang juga pada akhirnya tertangkap, dimana paulus tiahohgu dihukum
pacung dihadapan rakyat Nusalaut, sedangkan Cristina martha tiahohu dibawa ke
saparua bersama Thomas mattulesy dibawa ke ambon untuk menjalani hukuman mati.
Saat kapal Evertsen diantara pulau
Ambon dan pulau Buru, tiba tiba air mata membasahi geladak kapal Evertsen.
kemudian jenasahnya di kebumikan di laut banda. Selanjutnya Thomas matulesy dan
kawannya melanjutkan perjalanan ke ambon dan ditawan di Benteng Victoria Ambon.
tanggal 16 Desember 1817 di depan Benteng Victoria.
Akhirnya beliau dan pasukannya dijatuhi hukuman gantung. Pasukannya satu
persatu naik ke tiang gantungan. Kapitan Pattimura gugur sebagai Pahlawan
Nasional yang selalu menjaga kehormatan diri, bangsa dan negaranya.
ULASAN
Kapitan Patimura adalah salah satu
pahlawan besar yang ada di negeri tercinta ini. Beliau yang bernama asli Thomas
Matulesy adalah tokoh pemuda yang lahir di Haria pada tanggal 8 Juni 1783,
sebuah daerah di wilayah Sulawesi.
Ada beberapa hal yang sangat patut
dicatat dalam sejarah beliau yang sangat penting bagi generasi muda Indonesia.
Beliau adalah seorang pelajar yang giat, itu dibuktikannya dengan aktivitasnya
mengikuti sekolah rakyat di lingkungan gereja yang ketika itu diajar oleh
seseorang yang merangkap sebagai pemuka agama. Pada masa kependudukan Inggris,
Beliau juga mengikuti dinas militer hingga mencapai pangkat Sersan.
Naluri kemanusiaannya begitu
tergerak ketika pada masa penjajahan Belanda terjadi penindasan dan
kesewenang-wenangan. Keinginannya untuk membela mereka yang lemah,
memperjuangkan kebenaran dan keadilan telah mendorong dirinya untuk berjuang
melawan tindak kesewenang-wenangan itu. Akhirnya Beliau menggalang dukungan
masyarakat dan muncullah gerakan untuk menentang penjajah Belanda.
Jiwa
kemanusiaannya juga ditunjukkan ketika Beliau menyerang benteng Duurstede hingga seluruh pasukan Belanda
terbunuh hanya tertinggal anak dari Van Den Berg. Beliau rawat anak itu dan
Beliau kembalikan ke negaranya setelah besar. Hal itu menunjukkan betapa mulia
akhlak dan budi pekertinya terhadap sesama manusia, meskipun terhadap anak
pihak musuh sekalipun.
Beliau juga merupakan orang yang gigih dan tetap
berpegang teguh kepada prinsip dan keyakinannya untuk membela bangsa dan
negara. Hal ini ditunjukkan ketika satu persatu pasukannya dipenggal dan ketika
sampai kepada gilirannya, Beliau ditawarkan untuk dilepaskan dari hukuman mati
asal mau bekerjasama dengan Belanda, Beliau memilih untuk mati demi kehormatan
diri, bangsa dan negaranya.
Kisah, perjuangan dan keteladanan Kapitan Pattimura atau
yang bernama asli Thomas Mattulesy harus kita contoh sebagai generasi muda pengisi
kemerdekaan yang telah Beliau perjuangkan. Semoga Beliau mendapatkan tempat
terbaik di sisiNya atas semua kebaikan dan perjuangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar